Industri pada dasarnya merupakan kegiatan manusia dalam mengolah sumber daya yang ditujukan untuk kemakmuran manusia itu sendiri. Bentuk kegiatan industri dapat berlangsung dalam berbagai bidang kegiatan, antara lain industri pengolahan bahan mentah menjadi bahan setengah jadi dan pengolahan bahan setengah jadi menjadi barang jadi. Pada dasarnya keberadaan sebuah lokasi industri disuatu wilayah dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor tersebut antara lain, bahan mentah, sarana transportasi, dan pemasaran.
Teori Industri yang berkembang selama ini merupakan pemikiran dari beberapa ahli, seperti Von Thunen, Alfred Weber,dan August Losch. Von Thunen dianggap sebagai bapak teori lokasi dan teori Von Thunen berkembang pada sekitar abad ke 19. Teori Von Thunen sendiri menjelaskan bahwa letak lokasi industri memperhatikan jarak tempuh antara daerah produksi dan pasar. Pola ini termasuk variabel keawetan, berat, dan harga dari berbagai komoditas. Pada teori ini Von Thunen menjelaskan bahwa biaya transportasi dari tempat produksi berbanding lurus dengan jarak ke pasar. Maka biasanya lokasi industri dekat dengan pasar agar biaya transportasi yang dikeluarkan akan semakin murah. Namun beberapa teori ini pada saat ini dianggap sudah tidak relevan lagi dengan beberapa alasan. Contohnya, apabila sebuah lokasi industri didukung dengan tingkat aksesibilitas yang cukup tinggi maka biaya transportasi yang dikeluarkanpun akan semakin murah.
Kemudian pada tahun 1909 berkembanglah teori lokasi industri yang dikemukakan oleh seorang pengajar Universitas Praha dan Universitas Heidelberg (Jerman), Alfred Weber. Teori ini berkaitan dengan least cost location. Teori lokasi industri ini menyebutkan bahwa sebaiknya lokasi industri ditempatkan ditempat yang memiliki biaya sewa lahan paling minimal. Ini dikarenakan tempat yang memiliki total biaya transportasi dan tenaga kerja yang minimal dan cenderung identik dengan tingkat keuntungan yang maksimal. Teori Weber memiliki faktor-faktor penentu penempatan lokasi industri. Faktor tersebut antara lain bahan baku, tenaga kerja, dan aksesibilitas. Teori ini sangat bergantung pada bobot barang dan jarak pengangkutan. Apabila bobot bahan baku lebih berat dari hasil produksi maka sebaiknya lokasi industri diletakkan mendekati bahan baku. Sebaliknya, apabila bobot bahan baku lebih ringan daripada hasil produksi maka sebaiknya lokasi industri diletakkan mendekati pasar. Tetapi apabila bobot bahan baku dan hasil produksi relatif sama maka lokasi industri dapat diletakkan mendekati bahan baku ataupun mendekati pasar.
Berbeda dengan teori Weber yang mengungkapkan teorinya berdasarkan letak bahan baku, teori Losch mengungkapkan teorinya berdasarkan kemampuan sebuah produksi untuk menjaring konsumen sebanyak-banyaknya. Maksudnya, semakin jauh lokasi industri dari pasar maka konsumen menjadi enggan membeli karena mahalnya biaya transportasi menuju tempat penjualan yang jauh. Sehingga mengakibatkan produsen memilih lokasi industri yang mempunyai tempat yang cukup dekat dengan pasar agar dapat memperoleh keuntungan yang maksimal. Teori ini sebenarnya merupakan kritikan terhadap pendahulunya yang selalu menyebutkan bahwa sebuah industri berusaha meminimalkan biaya produksinya, padahal yang terjadi adalah sebuah industri selalu berusaha untuk memperoleh profit yang maksimal.
Namun terdapat beberapa elemen yang menjadi dasar pengambilan keputusan dalam penentuan lokasi industri. Yang pertama adalah skala operasi. Skala operasi ini berupa pertimbangan yang bagi seorang produsen untuk mengetahui berapa jumlah produk yang dihasilkan dan pada tingkat harga berapa produk akan dijual. Ini penting bagi seorang produsen agar nantinya setelah terjadinya proses produksi hasil yang dihasilkan dapat memenuhi permintaan pasar, tidak kekurangan ataupun malah berlebih. Selain itu untuk mengetahui daya beli masyarakat terhadap hasil produksi yang dihasilkan.
Yang kedua yaitu teknik produksi. Teknik produksi merupakan kombinasi dari beberapa input (tenaga kerja, modal, mesin) yang dipilih untuk proses industri. Teknik produksi menjadi penting dalam penentuan lokasi industri agar beberapa input yang merupakan bagian dari proses industri dapat bekerja dengan baik sehingga dapat menghasilkan keuntungan yang maksimal. Yang terakhir atau ketiga yaitu lokasi pabrik. Lokasi pabrik biasanya berkaitan erat dengan biaya transportasi. Semakin jauh dengan lokasi pemasarannya biasanya biaya transportasi yang dikeluarkan akan semakin mahal sehingga akan mengurangi keuntungan yang akan didapat oleh seorang produsen.
Kesimpulannya penentuan lokasi industri dapat berdasarkan kepada beberapa teori lokasi industri yang sudah dikemukakan oleh beberapa ahli. Namun ada beberapa teori yang sudah tidak relevan dengan keadaan saat ini. Sehingga seorang produsen perlu memperhatikan teori mana saja yang sudah tidak dapat diterapkan pada kondisi sekarang ini agar dapat memperoleh keuntungan yang maksimal. Selain itu penentuan lokasi industri juga ditentukan oleh beberapa elemen. Elemen-elemen tersebut juga sangat berpengaruh pada keuntungan yang akan didapat oleh seorang produsen.
Kamis, 28 Oktober 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar