Rabu, 26 Januari 2011
~(˘⌣˘~) (~˘⌣˘)~ the 3rd semester is over!! ~(˘⌣˘~) (~˘⌣˘)~
Senin, 08 November 2010
Arsitektur Gothic, Kota Barcelona
Perubahan-perubahan yang terjadi pada periode ini diantaranya:
· Ketinggian langit-langit yang jauh melebihi skala manusia, terutama gereja-gereja dan katedral.
· Bentuk busur yang meruncing, dikarenakan keinginan untuk menciptakan atap meruncing sebagai ciri arsitektur vernakular Eropa. Hal ini juga merupakan tuntutan iklim salju.
· Pengembangan bentuk rib vaults-bentuk kubah yang menyerupai rusuk. Salah satu pembeda arsitektur Gothic dengan periode sebelumnya adalah sistem konstruksi kolom dan langit-langit tidak terpisah. Jadi antara kolom dan rusuk penyangga atap menyatu. Sebagai pengembangan dari struktur busur silang yang banyak digunakan pada periode sebelumnya, bentuk busur rusuk dapat dikatakan terinspirasi dari bentuk ranting pohon. Pada perkembangan selanjutnya, susunan rusuk yang terjadi malah menyerupai kipas.
Mempelajari perkembangan arditektur serta hal-hal lain yang berhubungan dengan arsitektur, seperti budaya, religi, iklim, geografi, sosial merupakan langkah awal untuk mengenali lebih jauh mengenai arsitektur yang terjadi di masa lampau, serta sejarah terbentuknya arsitektur tersebut yang ada dan lahir di setiap daerah maupun negara-negara yang ada di seluruh penjuru dunia masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda.
Gaya Arsitektur Gothic dimulai pada pertengahan abad 12 dan berakhir pada abad 16. Seni Gothic diyakini juga sebagai perwujudan seni barbarian. Di Inggris, tepatnya pada abad 17 sampai 18 seni gothic dianggap sebagai seni yang tidak punya cita rasa atau hambar dan juga dianggap sebagai seni yang menyimpang dari kaidah-kaidah seni yang sudah ada.
KARAKTERISTIK BANGUNAN GOTHIC
· Terdapat menara pada bangunan gereja. Biasanya terletak pada bagian depan ataupun belakang bangunan. Dan pada masa Arsitektur Gothic maenara difungsikan sebagai isyarat adanya peribadatan di dalam gereja. Hal tersebut berkembang sampai saat ini, dan isyarat tersebut adalah bunyi lonceng yang ditempatkan dibagian atas menara.
· Terdapat rose window. Secara arsitektual hal itu digunakan untuk memasukkan cahaya dan estetika. Sedangkan dari segi religi, rose window dipakai sebagai simbol firman Tuhan yang disimbolkan sebagai cahaya yang masuk dan menerangi isi hati para jemaat gereja.
· Terdapat seni kaca patri (clear storey) di dinding bangunan gothic. Hal ini merupakan perkembangan teknologi kaca pada masa itu yang diterapkan pada bangunan.
· Adanya rib vaulting. Yaitu atap yang menyerupai membran dan memiliki unsur arsitektual sebagai salah satu peninggalan bentuk arsitektur gothic.
· Penebalan kolom/tiang sebagai perkuatan struktur bangunan yang juga merupakan ciri khas bangunan gothic.
Mempelajari arsitektur gothic dapat mengetahui bentukan-bentukan baik eksterior maupun interior dari bangunan gothic yang sangat luar biasa dan ekspresif. Tetapi juga tidak melupakan filosofinya. Dari beberapa sumber yang ada kebanyakan dari bangunan gothic adalah bangunan gereja.
Salah satu contoh kota yang masih mempertahankan arsitektur gothic pada bentuk bangunannya adalah Kota Barcelona. Barcelona sendiri mempunyai peranan yang cukup penting dalam perdagangan, pendidikan, seni, hingga pariwisata. Arsitektur gothic pada Kota Barcelona bisa dilihat dari bangunan gereja yang banyak terdapat di Kota Barcelona. Warisan budaya yang paling terkenal adalah karya Antonio Gaudi.
Senin, 01 November 2010
oktober kelabu --> november ceria, i wish :))
Kamis, 28 Oktober 2010
DASAR TEORI RETAIL
Dasar-dasar dan Analisis Lokasi Industri
Teori Industri yang berkembang selama ini merupakan pemikiran dari beberapa ahli, seperti Von Thunen, Alfred Weber,dan August Losch. Von Thunen dianggap sebagai bapak teori lokasi dan teori Von Thunen berkembang pada sekitar abad ke 19. Teori Von Thunen sendiri menjelaskan bahwa letak lokasi industri memperhatikan jarak tempuh antara daerah produksi dan pasar. Pola ini termasuk variabel keawetan, berat, dan harga dari berbagai komoditas. Pada teori ini Von Thunen menjelaskan bahwa biaya transportasi dari tempat produksi berbanding lurus dengan jarak ke pasar. Maka biasanya lokasi industri dekat dengan pasar agar biaya transportasi yang dikeluarkan akan semakin murah. Namun beberapa teori ini pada saat ini dianggap sudah tidak relevan lagi dengan beberapa alasan. Contohnya, apabila sebuah lokasi industri didukung dengan tingkat aksesibilitas yang cukup tinggi maka biaya transportasi yang dikeluarkanpun akan semakin murah.
Kemudian pada tahun 1909 berkembanglah teori lokasi industri yang dikemukakan oleh seorang pengajar Universitas Praha dan Universitas Heidelberg (Jerman), Alfred Weber. Teori ini berkaitan dengan least cost location. Teori lokasi industri ini menyebutkan bahwa sebaiknya lokasi industri ditempatkan ditempat yang memiliki biaya sewa lahan paling minimal. Ini dikarenakan tempat yang memiliki total biaya transportasi dan tenaga kerja yang minimal dan cenderung identik dengan tingkat keuntungan yang maksimal. Teori Weber memiliki faktor-faktor penentu penempatan lokasi industri. Faktor tersebut antara lain bahan baku, tenaga kerja, dan aksesibilitas. Teori ini sangat bergantung pada bobot barang dan jarak pengangkutan. Apabila bobot bahan baku lebih berat dari hasil produksi maka sebaiknya lokasi industri diletakkan mendekati bahan baku. Sebaliknya, apabila bobot bahan baku lebih ringan daripada hasil produksi maka sebaiknya lokasi industri diletakkan mendekati pasar. Tetapi apabila bobot bahan baku dan hasil produksi relatif sama maka lokasi industri dapat diletakkan mendekati bahan baku ataupun mendekati pasar.
Berbeda dengan teori Weber yang mengungkapkan teorinya berdasarkan letak bahan baku, teori Losch mengungkapkan teorinya berdasarkan kemampuan sebuah produksi untuk menjaring konsumen sebanyak-banyaknya. Maksudnya, semakin jauh lokasi industri dari pasar maka konsumen menjadi enggan membeli karena mahalnya biaya transportasi menuju tempat penjualan yang jauh. Sehingga mengakibatkan produsen memilih lokasi industri yang mempunyai tempat yang cukup dekat dengan pasar agar dapat memperoleh keuntungan yang maksimal. Teori ini sebenarnya merupakan kritikan terhadap pendahulunya yang selalu menyebutkan bahwa sebuah industri berusaha meminimalkan biaya produksinya, padahal yang terjadi adalah sebuah industri selalu berusaha untuk memperoleh profit yang maksimal.
Namun terdapat beberapa elemen yang menjadi dasar pengambilan keputusan dalam penentuan lokasi industri. Yang pertama adalah skala operasi. Skala operasi ini berupa pertimbangan yang bagi seorang produsen untuk mengetahui berapa jumlah produk yang dihasilkan dan pada tingkat harga berapa produk akan dijual. Ini penting bagi seorang produsen agar nantinya setelah terjadinya proses produksi hasil yang dihasilkan dapat memenuhi permintaan pasar, tidak kekurangan ataupun malah berlebih. Selain itu untuk mengetahui daya beli masyarakat terhadap hasil produksi yang dihasilkan.
Yang kedua yaitu teknik produksi. Teknik produksi merupakan kombinasi dari beberapa input (tenaga kerja, modal, mesin) yang dipilih untuk proses industri. Teknik produksi menjadi penting dalam penentuan lokasi industri agar beberapa input yang merupakan bagian dari proses industri dapat bekerja dengan baik sehingga dapat menghasilkan keuntungan yang maksimal. Yang terakhir atau ketiga yaitu lokasi pabrik. Lokasi pabrik biasanya berkaitan erat dengan biaya transportasi. Semakin jauh dengan lokasi pemasarannya biasanya biaya transportasi yang dikeluarkan akan semakin mahal sehingga akan mengurangi keuntungan yang akan didapat oleh seorang produsen.
Kesimpulannya penentuan lokasi industri dapat berdasarkan kepada beberapa teori lokasi industri yang sudah dikemukakan oleh beberapa ahli. Namun ada beberapa teori yang sudah tidak relevan dengan keadaan saat ini. Sehingga seorang produsen perlu memperhatikan teori mana saja yang sudah tidak dapat diterapkan pada kondisi sekarang ini agar dapat memperoleh keuntungan yang maksimal. Selain itu penentuan lokasi industri juga ditentukan oleh beberapa elemen. Elemen-elemen tersebut juga sangat berpengaruh pada keuntungan yang akan didapat oleh seorang produsen.
TEORI LOKASI AUGUST LOSCH
Dalam teorinya, Losch lebih menyarankan agar lokasi industri terletak di pasar atau mendekati pasar. Ini mempunyai tujuan untuk menemukan pola lokasi industri sehingga dapat ditemukan keseimbangan spasial antar lokasi. Menurut pendapat Losch, dalam lokasi industri yang tampak tidak teratur dapat ditemukan pola keberaturan. Oleh karena itu Losch merupakan pendahulu dalam mengatur kegiatan ekonomu secara spasial dan merupakan pelopor dalam teori ekonomi regional modern. Teori Losch berasumsi bahwa suatu daerah yang homogen yang mempunyai distribusi sumber bahan mentah dan sarana angkutan yang merata serta selera konsumen yang sama. Contoh kegiatan tersebut merupakan pertanian yang mempunyai skala kecil yang pada dasarnya ditujukan untuk pemenuhan kebutuhan masing-masing petani. Akan timbul perdagangan baru apabila terdapat kelebihan produksi.
Untuk memperoleh keseimbangan, maka ekonomi ruang Losch harus memenuhi syarat sebagai berikut:
1. Setiap lokasi industri harus menjamin keuntungan maksimum bagi penjual maupun pembeli;
2. Terdapat cukup banyak usaha pertanian dengan penyebaran cukup merata sehinggan seluruh permintaan yang ada dapat dilayani;
3. Terdapat free entry dan tak ada petani yang memperoleh super-normal profit sehingga tak ada rangsangan bagi petani dari luar untuk masuk dan menjual barang yang sama di daerah tersebut;
4. Daerah penawaran adalah sedemikian hingga memungkinkan petani yang ada untuk mencapai keuntungan dengan besar maksimum;
5. Konsumen bersifat indifferent terhadap penjual manapun dan satu-satunya pertimbangan untuk membeli dengan harga yang rendah.
Pada teori ini, wilayah pasar bisa berubah jika terjadi inflasi (perubahan) harga. Hal ini disebabkan karena produsen tidak dapat memenuhi permintaan dikarenakan jarak yang terlalu jauh sehingga mengakibatkan biaya transportasi naik. Ini akan mengakibatkan harga jualnya juga naik. Karena tingginya harga jual, maka pembelian juga akan berkurang. Hal ini mendorong petani untuk melakukan proses produksi yang sama untuk memenuhi permintaan yang belum terlayani. Dengan banyaknya petani yang menawarkan produk yang sama, maka akan terjadi keadaan seperti berikut:
1. Permintaan dari seluruh daerah akan terpenuhi;
2. Akan terjadi persaingan antar petani penjual yang semakin tajam dan berebut pembeli.
Menurut pendapat Losch pada akhirnya luas daerah pasar masing-masing petani penjual akan menyempit dan dalam keseimbangannya akan terbentuk segienam beraturan. Bentuk ini menggambarkan daerah penjualan terbesar yang masih dapat dikuasai setiap penjual dan berjarak minimum dari tempat lokasi kegiatan produksi yang bersangkutan. Keseimbangan yang dicapai dalam teori ini berasumsi bahwa harga hanya dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran, oleh karena apabila penjual menaikkan harga jualnya maka keseimbangannya akan terganggu. Ini akan berakibat bukan hanya pada pasar yang semakin menyempit karena konsumen tidak mampu membeli tetapi sebagian pasar akan hilanh dan direbut oleh prnjual yang berdekatan. Salah satu cara untuk memperluas jangkauan pasar dapat dilakukan dengan menjual barang yang berbeda dari yang sudah ditawarkan.
Teori sektor yang dikemukakan olah Losch menyebutkan bahwa jaringan heksagon tidaklah sama penyebarannya. Tetapi di sekeliling tempat sentralnya masih ada enam faktor yang memiliki wilayah luas dan ada enam sektor yang memiliki wilayah sempit. Oleh karena itu Losch menggambarkan teori tersebut dalam bentuk roda.
Menurut Losch, munculnya daerah pasar disekeliling setiap tempat sentral juga dipengaruhi oleh adanya jaringan daerah-daerah pasar untuk setiap kelompok barang. Jaringan-jaringan ini terletak secara sistematis di dalam wilayah-wilayah ekonomi yang terbagi di seluruh dunia menurut hukum tertentu.
DASAR TEORI INDUSTRI – TEORI WEBER
Weber mengemukakan enam teori sebagai berikut:
• Wilayah yang seragam dalam hal topografi, iklim dan penduduknya.
• Sumber daya dan bahan mentah. Tidak semua jenis sumber daya alam terdapat di setiap tempat.
• Upah tenaga kerja. Ada upah yang baku yang telah ditetapkan sehingga jumlahnya sama di setiap tempat, tetapi ada pula upah yang merupakan hasil persaingan antar penduduk.
• Biaya transportasi. Besarnya biaya transportasi tergantung pada massa bahan baku serta jarak dari asal bahan baku ke lokasi pabrik.
• Terdapat kompetisi antarindustri. Setiap industri pasti melakukan persaingan untuk memperoleh pasar dan keuntungan yang lebih besar.
• Manusia selalu berfikir rasional untuk pengembangan industri.
Dengan mengguanakan asumsi diatas maka biaya transportasi akan tergantung pada bobot barang dan jarak pengangkutan. Pada prinsipnya yang harus diketahui adalah unit yang merupakan hubungan fungsional dengan biaya serta jarak yang harus ditempuh dalam pengangkutan itu memiliki biaya yang sama. Disini dapat diasumsikan bahwa harga satuan angkutan kemana-mana sama, sehingga perbedaan biaya angkutan hanya disebabkan oleh bobot barang dan jarak yang ditempuh.
Faktor-faktor teori Weber yang mempengaruhi penempatan lokasi industri:
• Bahan Baku
Berdasarkan teori segitiga Weber, seorang produsen akan menentukan letak pabriknya di lokasi yang dapat memberikan keuntungan optimal. Contohnya pada industri semen, bahan baku semen mempunyai massa yang lebih besar apabila dibandingkan dengan hasil produksinya. Hal inilah yang menyebabkan para produsen semen menempatkan pabriknya di daerah yang dekat dengan sumber bahan baku.
• Tenaga Kerja
Pada umumnya produsen lebih menyukai tenaga kerja yang berasal dari sekitar daerah lokasi industri. Karena biaya transportasi yang dikeluarkan untuk tenaga kerja di pabrik tersebut lebih murah, sehingga para buruh tidak menuntut upah yang terlalu tinggi
• Aksesibilitas
Aksesibilitas dapat memacu proses interaksi antar wilayah sampai ke daerah yang paling terpencil sehingga tercipta pemerataan pembangunan. Semakin kecil biaya transportasi antara lokasi bahan baku menuju pabrik dan lokasi pemasaran maka total biayanya juga semakin kecil.
Weber juga mengelompokkan industri menjadi dua. Yang pertama adalah industri weight losing yaitu industri yang hasil produksinya memiliki berat yang lebih ringan daripada bahan bakunya, misalnya industri kertas. Oleh karena itu maka seharusnya lokasi pabrik diletakkan didekat sumber bahan baku. Yang kedua adalah weight gaining, untuk yang kedua ini sebaiknya diletakkan dekat dengan pasar. Penggunaan kedua prinsip ini akan mengalami kesulitan apabila berat benda yang masuk dalam perhitungan tidak jauh berbeda.
Perkembangan suatu kawasan bermula dari satu titik, yaitu pusat kota yang kemudian dalam perkembangannya bersifat menyebar.perkembangan yang terjadi di suatu kawasan, terutama yang berkaitan dengan sektor industri, akan memberikan pengaruh yang cukup besar dan mendorong perkembangan pada sektor-sektor lainnya. Maka dapat dikatakan bahwa perkembangan suatu kawasan mempunyai dampak terhadap perkembangan kawasan yang berada disekitarnya.
Salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan kawasan industri adalah adanya transportasi yang memadai. Peranan sarana transportasi ini untuk menyediakan aksesbilitas bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, serta untuk meningkatkan kehidupan sosial ekonomi. Semakin kecil biaya transportasi dari lokasi bahan baku ke tempat produksi maka jumlah biaya yang digunakan untuk mengangkut bahan baku maupun hasil produksi akan semakin kecil pula.